Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Jumat, 30 Desember 2022

Perayaan Misa Keluarga Kudus

Misa Keluarga Kudus dilaksanakan pada Tanggal 28 Desember 2022. Misa dipimpin oleh P. Aloysius Darmakusuma, MSF, dalam misa ini juga diadakan pembaharuan janji perkawinan oleh beberapa Pasutri yang berulang tahun pada bulan Oktober, November dan Desember. Selain Pasutri yang berulang tahun, pembaharuan juga dilakukan oleh beberapa pasutri yang lain. Dalam khotbah juga disinggung bahwa dalam sebuah keluarga, baik suami, atau istri bahkan anak harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Kita harus saling memahami bahwa tidak ada suami yang sempurna, istri yang sempurna atau anak yang sempurna sehingga di harapkan kita bersama- sama menuju sebuah kesempurnaan. 

Dalam misa ini juga diadakan acara makan bersama yang dilaksanakan di aula setelah misa selesai. Dengan acara makan bersama ini, diharapkan semakin mempererat hubungan satu sama lain. Setiap keluarga didata dari setiap lingkungan agar konsumsi yang disiapkan sesuai dengan jumlah umat yang hadir.



  

Minggu, 22 Desember 2019

Apakah Yang Harus Diperbaiki Dalam Proses Katekese?



Pernahkah kita berpikir, mengapa cukup banyak orang Katolik yang meninggalkan Gereja Katolik walaupun hampir semua telah mengalami proses katekese atau pelajaran agama selama satu tahun? Data di Amerika menunjukkan bahwa sekitar 10% orang Katolik meninggalkan Gereja Katolik. Mungkin data di Indonesia tidak jauh berbeda. Lalu, bagaimanakah kita menyikapi hal ini?
Kami, dari tim katolisitas.org ingin mengundang semua teman-teman dan pengunjung katolisitas.org untuk membagikan pengalaman, atau masukan apa yang harus diperbaiki dalam proses katekese, sehingga umat Katolik yang telah mengikuti proses katekese ini dapat benar-benar menjadi umat Katolik yang mengetahui dan mengasihi iman Katolik. Bagian dari proses katekese manakah yang harus diperbaiki? Apakah dari segi bahannya? Apakah cara pengajarannya? Ataukah sistemnya? Silakan memberikan sumbang saran anda, sehingga kita bersama-sama dapat membangun Gereja Katolik yang kita kasihi.
Terima kasih atas semua sumbangan saran, kritik yang membangun, dan pengalaman menjalani proses katekese ataukah pengalaman mengajar katekumen.

Tuhan memberkati.
Tim katolisitas.org

SAKRAMEN TOBAT


Beberapa saudara/i kita dari Gereja Protestan mengatakan "mengapa dalam Gereja Katolik ada sakramen tobat?" dua alasan yang mereka sering ajukan adalah
Bukankah hanya Allah yang berkuasa mengampuni dosa?, dasar mereka adalah Mark 2:7 dan 1 Yoh 1:9
Terhadap Kritik ini kita dapat mengajukan keberatan antara lain:
    • Bila kita melihat konteks dari Mark 2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" jelas disana ungkapan dari musuh-musuh Yesus, yang menganggap Ia menghujat Allah
    • Bila kita melihat konteks 1 Yoh 1:9 "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." jadi jelas bahwa disini mengandung arti bahwa Allah selalu bersedia untuk mengampuni dosa kita bila kita mengaku dosa dan tidak ada larangan untuk mengakukan dosa kepada Imam atau apapun yang akan kita bahas pada paragraf selanjutnya nanti.
Bukankah dosa itu urusan pribadi Allah dengan kita??.......
Terhadap hal ini kita dapat menjawab bahwa dosa menjadi urusan Gereja karena kita dengan Gereja seluruhnya adalah tubuh mistik Kristus bila kita berdosa yang merasakan akibat dosa itu tidak hanya kita tetapi juga Gereja. berikut beberapa contoh hal tersebut dalam kitab suci:
    • 1 kor 5:1-5 berbicara tentang Paulus yang menghukum orang yang menikah dengan isteri ayahnya dan memerintahkan supaya orang tersebut dikucilkan dari jemaat dengan maksud supaya pada akhirnya jiwanya diselamatkan
    • 2 Kor 2:5-11 berbicara tentang Paulus (dan jemaat Korintus) yang mempunyai wewenang untuk mengampuni dosa seorang anggota jemaat.
    • Mat 18:15-20 berbunyi, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata ... Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat."
Ayat-ayat ini mengandaikan bahwa jemaat memiliki kuasa untuk mengadili dan mengampuni dosa anggota jemaat. Ayat-ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa dosa bukanlah soal pribadi antara si pendosa dan Allah saja! Itu urusan Gereja juga.
Gereja memiliki kuasa mengampuni dosa karena otoritas tersebut diberikan oleh Yesus sendiri :
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yoh 20:19-23)
disini jelas bahwa Yesus menghembusi para Rasul, bandingkan dengan kejadian 2:7, Jelas disini Yesus memberikan suatu otoritas sehingga penulis injil Yohanes menekankan hal ini dengan menuliskan pada injilnya "Ia menghembusi mereka..." (Ayat 22) dan pada ayat sebelumnya nampak jelas bahwa ini adalah amanat perutusan Yesus kepada para Rasul (Ayat 21) yang diteguhkan oleh Roh Kudus (Ayat 22) dan bertujuan untuk mengampuni dosa (Ayat 23). jadi otoritas ini bukan buatan atau rekaan Gereja Katolik, Otoritas ini bukan omong kosong hal ini bisa dilihat pada ayat-ayat berikut:
    • 2 Kor 5:17-21 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  disini jelas bahwa Paulus adalah "Pelayan Pendamaian" (Rekonsiliasi=Tobat) dari sini jelas bahwa Pelayan Pendamaian yang adalah tugas Kristus dapat dijalankan oleh Paulus (atas nama Kristus).
    • 2 Kor 2:10 "Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni (Yun: Charizomai), --seandainya ada yang harus kuampuni--,maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus," lalu pada Kol 2:13 "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni (Yun: Charizomai) segala pelanggaran kita" jadi jelaslah Allah mengampuni dosa dan Paulus juga mengampuni dosa atas nama Yesus.
    • Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:13:16)
Disini jelas bahwa Sakramen Tobat  mendapat tempatnya "hendaklah kamu saling mengaku dosamu" (ayat 16), sekedar kita ketahui bahwa Yakobus 5:13-16 adalah dasar sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan orang sakit. Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan orang sakit menurut Yakobus membutuhkan Penatua Jemaat (Presbiter=Imam) lihatlah pada ayat 14. Dari banyak uraian diatas maka jelaslah sakramen tobat dan mengakukan dosa dihadapan Imam memiliki landasan Alkitab dan Tradisi Apostolik yang kuat sekali.

Berikut kesaksian beberapa Bapa-Bapa Gereja
    • "God never threatens the repentant, rather He pardons the penitent. You will say that it is God alone who can do this. True enough, but it is likewise true that He does it through his priests, who exercise His power." - St. Pacianus of Barcelona (4th century A.D.)
    • "In this sacrament the acts of the penitent are as matter, while the part taken by the priest, who works as Christ's minister, is the formal and completive element of the sacrament. Now in the other sacraments the matter pre-exists, being provided by nature, as water, or by art, as bread: but that such and such a matter be employed for a sacrament requires to be decided by the institution; while the sacrament derives its form and power entirely from the institution of Christ, from Whose Passion the power of the sacraments proceeds." - St. Thomas Aquinas ("Summa Theologica" 13th century A.D.) 
    • Thomas Rudy
Thomas Rudy
http://www.imankatolik.or.id

Kamis, 22 Agustus 2019

Pertemuan Persiapan Weekend ME 6 - 8 September 2019

Pada hari Senin 19 Agustus 2019, beberapa alumni ME angkatan 23 berkumpul bersama untuk di rumah keluarga Bapak Cunnot untuk mempersiapkan Weekend ME yang akan dilaksanakan pada tanggal 6 - 8 September 2019.
Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa rencana, baik jadwal kegiatan, pembagian tugas  maupun teknis pelaksanaan acara Weekend ME.  Sebelum acara Weekend dilaksanakan, akan didahului oleh pertemuan Preparasi yang bertujuan memberi gambaran awal bagi para peserta weekend. Dengan mengikuti preparasi, diharapkan para peserta dapat mengetahui apa sebenarnya weekend ME itu, bentuk acaranya, apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mengikuti acara weekend ME dan persiapan-persiapan yang lain. Dalam acara preparasi ini juga, para pendaftar akan diminta untuk memberikan kepastian untuk mengikuti Weekend ME tersebut. Semoga Weekend ME kali ini dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi para peserta.. (Aph)

Minggu, 18 Agustus 2019

MISA SYUKUR "DIRGAHAYU RI-74"

Banyak cara dilakukan sebagai wujud kegembiraan dan ungkapan sykur atas kemerdekaan, yang berhasil di perjuangkan para Pendahu Kita yang disebut PAHLAWAN 74 tahun Silam.

Umat Katolik Sampit,sebagai bagian tidak terpisahkan dari NKRI,turut ambil bagian merayakan HUT RI Ke-74 ,Pastor Gregorius Samsudin,MSf dalam Misa Syukur HUT RI,menyampaikan dan mengingatkan kembali Kepada Kita tentang Penting Nilai-nilai Kebangsaan dan Nilai-nilai Kristiani yang pernah di ajarkan Oleh TUHAN YESUS sendiri, "Apa yang menjadi Hak Kaisar,berikanlah kepada Kaisar,Apa yang menjadi hak Bapa berikanlah Kepada Bapa"  Terutama dalam Kontek Bhineka Tunggal Ika.

Bagaimana dengan keterlibayan Anak-anak  Misdinar Santo TARSISIUS Sampit,mereka juga ambil Bagian dalam Misa Syukur HUT RI Bahkan Anak-anak "SAGU GEMBIRA" pun tidak ketinggalan,mereka dengan Antusias dan dengan Gayanya yang Lucu serta menggemaskan.
Saksikan Gaya Mereka dalam Video :




dan dalam Photo pada Link Berikut Ini :

PHOTO MISA SYUKUR