Kadang Muncul Pertanyaan dalam benak Kita tentang "Iman Katolik",baik yang sudah di Baptis dan di terima dalam Gereja Katolik maupun Umat yang baru pada tahap Simpatisan atau baru mulai tertarik untuk Menjadi Katolik,berikut ini adalah Kami Sajikan Dasar "Iman Katolik" :
1. MAGISTERIUM
Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. dasar Magisterium adalah sebagai berikut :
"Adapun
tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau
diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja
yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus"
(DV 10).(KGK 85)
"Wewenang
Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan melayaninya,
yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh Sabda
itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus,
didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan
diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu
perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai
hal-hal yang diwahyukan oleh Allah" (DV 10). (KGK 86)
Kaum
beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: "Barang
siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16) dan menerima
dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada
mereka dalam berbagai macam bentuk. (KGK 87)
Wewenang Mengajar Gereja menggunakan secara penuh otoritas yang
diterimanya dari Kristus, apabila ia mendefinisikan dogma-dogma,
artinya apabila dalam satu bentuk yang mewajibkan umat Kristen dalam
iman dan yang tidak dapat ditarik kembali, ia mengajukan
kebenaran-kebenaran yang tercantum di dalam wahyu ilahi atau secara
mutlak berhubungan dengan kebenaran-kebenaran demikian. (KGK 88)
Tugas
untuk menjelaskan Sabda Allah secara mengikat, hanya di serahkan
kepada Wewenang Mengajar Gereja, kepada Paus dan kepada para Uskup
yang bersatu dengannya dalam satu paguyuban. (KGK 100)
2. TRADISI SUCI
Allah
"menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran" (1Tim 2:4), artinya supaya semua orang
mengenal Yesus Kristus. Karena itu Kristus harus diwartakan kepada
semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke Batas-Batas
dunia."Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang
diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk
selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).(KGK 74)
"Maka
Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang
Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para
Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi
dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan
kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan
serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan
karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7). (KGK 75)
Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)
- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)
Penerusan
yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan
"tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat
berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta
ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya
seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa
Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan,
dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang
beriman dan berdoa" (DV 8). (KGK 78)
Tradisi
yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan
apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka
dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum
mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu
sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi
teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan
waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka
merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan
tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di
bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu
dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. (KGK 83)
"Tradisi
Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat Sabda Allah
yang dipercayakan kepada Gereja " (DV 10). Di dalamnya Gereja yang
berziarah memandang Tuhan, sumber segala kekayaannya, seperti dalam
sebuah cermin. (KGK 97)
3. KITAB SUCI
Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)
"Adapun, supaya
Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja,
para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka,
yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" (DV 7). Maka,
"pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam
kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman
melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8). (KGK 77)
Dengan demikian
penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di
dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu
telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai
Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil
yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia,
menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan
Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol
3:16)" (DV 8). (KGK 79)
Apa dasar hubungannya Tradisi dan Kitab suci
"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .
"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .
"Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).(KGK 81)
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).(KGK 81)
"Dengan demikian
maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan
wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan
bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi
maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa
kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9). (KGK 82)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !