Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Senin, 01 Juli 2019

"HIDUP DALAM ROH"

Roma 8:9
Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Berbicara mengenai Roh,tentu yang dimaksud adalah “Roh Kudus”. Berbicara mengenai Roh Kudus berarti berbicara mengenai pribadi Tuhan dalam keyakinan iman kita akan Allah Tritunggal. Namun demikian, tidaklah mudah memahaminya. Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian kita tentang manusia itu sendiri.
Orang Kristiani meyakini bahwa Allah menciptakan manusia terdiri dari tiga unsur,yakni tubuh, jiwa dan roh. Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari, kita sering salah kaprah bahwa unsur manusia itu hanya terdiri dari tubuh dan jiwa atau roh saja. Jiwa dan roh sering disamakan; padahal antara tubuh, jiwa dan roh ketiga nya berbeda (Tesalonika 5:23)“ Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh,jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Tiga unsur dalam diri manusia itu dikenal dengan istilah Trikhoktomi.

Ketiga unsur tersebut adalah :

1)   Tubuh adalah unsur lahiriah manusia,unsur daging yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya.

2)   Jiwa adalah unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia meliputi beberapa unsur: pikiran,emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya,manusia dapat berpikir; dengan perasaannya manusia dapat mengasihi, dan dengan kehendaknya, manusiad apat memilih. Jiwa selalu mengindikasikan "mempunyai hidup." Dalam banyak hal, kata itu menandakan azas hidup. Namun dalam pengertian para Penulis Mazmur, kata "jiwa" ini tidak terbatas hanya di situ saja, melainkan biasa dipakai dalam konteks berbeda. Selain itu masih banyak ayat yang menyinggung tentang sesuatu yang bertalian dengan jiwa, yaitu hal-hal yang me-nyangkut ragam tingkat kesadaran,sumber perasaan, yang juga dipakai sebagai kata ganti diri, sebagaimana Raja Daud sering menggunakannya “Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku” (Mzm 25:1).

3)   Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah kedalam manusia dan akan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang 'immaterial' yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah,yang juga adalah Roh
.
Dengan demikian, tubuh, jiwa dan roh adalah satu kesatuan yang ada dalam manusia yang hidup. Roh menjadi prinsip yang menghidupkan tubuh dan jiwa kita menuju kesempurnaan dan kepenuhannya. Aspek spiritual dari Roh menyadarkan religiositas manusia, bahwa ia adalah ciptaan Allah dan hidup dalam kebenaran Allah itu sendiri.

Maka bilamana kita menempat kan kesatuan ini dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus dalam Hari Pentekosta, ini merupakan pemberian diri Allah sendiri kepada manusia.

Allah hidup dalam tubuh dan jiwa manusia. Allah menghembuskan Roh-Nya yang memampukan manusia untuk mengenal kebenaran Allah.(1 Kor 2:11) "Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah". Roh yang mewahyukan Allah itu, membuat kita mengenal Kristus,Sabda-Nya yang hidup.

Roh Kuduslah yang mengajar manusia tentang apa yang dikehendaki Allah, dan menggerakkan keseluruhan tubuh danjiwanya seca rapenuh kepada apa yang harus manusia lakukan seturut kehendak Allah. Bukan itu saja. Roh Kudus menjadi prinsip pengubah dalam manusia, untuk mengubah kekacauan menjadi keteraturan, ketakutan menjadi keberanian, kegelapan menjadi terang, kekerasan menjadi kedamaian, pesimistis menjadi optimistis. Ia memberi kuasa yang menghidupkan untuk menjadikan sesuatu lebih baik dalam tubuh dan jiwa manusia secara keseluruhan.

Olehkarena itu, melalui permenungan ini, kita diajak untuk benar-benar menghayati roh yang ada dalam diri kita sebagai Roh Yang Kudus dari Allah. Roh tersebut berfungsi sebagai penolong, pemimpin, penghibur, dan teman yang setia. Roh Kudus menuntun kita agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh Kudus juga merupakan penghubung antara kita dengan Allah.

Semoga dengan roh yang kita miliki dan dengan bantuan Roh Kudus yang kita Imani dalam Allah Tritunggal, kita mampu menghasilkan kelimpahan buah-buah Roh sebagaimana yang disebutkan oleh Rasul Paulus kepada jemaatnya di Galatia:

“Buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan peguasaan diri (Galatia 5:22-23).

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,  sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
  
Renungan :
     Salah satu penyebab saya tidak tertarik menjadi Kristen ialah karena saya melihat orang-orang kristen itu munafik. Bicara kasih, tetapi tidak pernah ringan tangan dalam menolong. Bicara kasih, tetapi saling sikut bahkan di dalam gereja.
Kalau saja bukan Kuasa Tuhan Yesus, saya tidak akan pernah menjadi kristen. Sebab agama yang saya anut sebelumnya mempunyai ajaran yang sama seperti yang diajarkan Yesus, yakni kasih atau tidak membalas seseorang atas perbuatan jahat yang dilakukannya, melainkan menuangkan cintakasih pada orang-orang yang membenci atau menganiaya.
     
      Tetapi sekarang saya mengerti bahwa Kristen terbagi dua besar, yakni kristen yang masih menuruti daging dan kristen yang sudah dalam roh. Nyata benar beda keduanya karena walaupun masing-masing mengakui pengikut Yesus, cuma hanya kristen yang dalam roh saja yang bisa membuahkan yang baik dan patut menjadi duta-duta besar kerajaan Allah.
    Aku tidak harus sama dengan orang-orang dunia dalam cara berpikir dan bertindak. Orang-orang dunia berpikir mereka hidup di dalam tubuhnya, aku harus berubah, menjadi gambar dan rupa Allah seperti yang Alkitab beritakan. Hanya orang yang suci hatinya dapat melihat Allah.
Sudahkah  Kita Hidup Dalam Roh ?


Br. Jose M. Vidigal Nelson, SVD
                                                                             ditulis Kembali : Engel B.Ruslan,ST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !