60. Bila sampai saat itu latihan-latihgn rohani, devosi-devosi dan
doa-doa merupakan sumber kesenangan serta penghiburan bagimu, suatu
ketika semuanya itu akan lenyap. Semuanya menjadi hambar, kering.
Mungkin engkau mulai berpikir: Mengapa aku mundur? Mengapa Tuhan
meninggalkan aku? Jangan-jangan aku telah berbuat salah, sehingga
semuanya itu terjadi padaku. Janganlah takut, karena mungkin sekali
Tuhan justeru mau menan'kmu lebih dalam, hanya saja engkau belum
mengerti. Ia mau memberikan makanan yang lebih baik, lebih bergizi,
namun lidah rohanimu belum terbiasa, sehingga engkau belum dapat
menikmatinya. Inilah malam gelap inderawi pasif menurut istilah Santo
Yohanes Salib. Allah membawamu masuk untuk memberikan kepadamu
kebijaksanaan yang lebih luhur dan cintakasih yang lebih besar. Memang
bisa jadi, bahwa penghiburan-penghiburan itu hilang, karena engkau tidak
setia. Karena itu perlu mengetahui tanda-tandanya, seperti yang
diberikan Santo Yohanes Salib:
61. Tanda-tanda itu ialah sebagai berikut:
1. Tak mampu bermeditasi atau merenung dan berdoa seperti biasanya lagi.
Tidak mampu lagi memakai fantasi, gambaran, penalaran seperti semula.
Semuanya menjadi kering, menjadi hambar. Namun hal itu dapat disebabkan
oleh hal lain. Karena itu perlu adanya tanda yang lain.
2. Tidak dapat menemukan kesenangan dan penghiburan yang dapat dirasakan
dalam perkara-perkara Allah, dalam devosi-devosi, dalam latihan-latihan
rohani lainnya. Juga tidak ada kesenangan dan hiburan dalam
perkara-perkara lain. Sebab bila engkau tidak lagi tertarik pada
perkara-perkara Allah, namun tertarik pada perkara-perkara lain,
perkara-perkara duniawi, misalnya tidak suka berdoa namun senang sekali
menonton tv, video, bermain internet, video game, dll, itu bukan
kemajuan, melainkan kemunduran.
3. Ingatan dan pikiran pada umumnya terarah kepada Allah, dengan
disertai semacam kekuatiran dan ketakutan, bahwa engkau tidak mengabdi
Allah dengan benar, bahwa engkau telah mundur, karena tidak lagi
mengalami penghiburan yang dirasakan sebelumnya. Orang yang
sungguh-sungguh mundur tidak berpikir secara demikian itu, melainkan
tenggelam dalam hal-hal lain tanpa memikirkan Allah. Kecuali itu
biasanya orang juga tertarik tinggal dalam kesunyian dan keheningan dan
tetap berdoa. Tanda ketiga inilah yang paling penting, sebab bila ada
kemunduran, orang tidak peduli lagi pada hidup atau latihan rohani,
melainkan akan mencari kcsnbukan atau hiburan lain. Karena itu penting
sekali, bahwa walaupun engkau merasa kering, engkau terus saja berdoa.
Ketekunan dan kesetiaan inilah yang penting.
62. Bila ketiga tanda itu hadir, terutama yang ketiga, engkau dapat
yakin, bahwa Allah membawamu kepada kontemplasi ilahi yang gelap. Untuk
sementara engkau belum dapat mengertinya dengan baik, tetapi percayalah,
bahwa dalam keadaan seperti itu Allah sedang membentukmu. Dalam keadaan
demikian itu tinggallah tenang di hadapan Allah, dalam kesadaran
samarsamar akan Allah yang hadir, sambil memandang Dia dengan penuh
kasih. Bila kemudian engkau tak mampu lagi tinggal hening di
hadapan-Nya, ucapkanlah dengan perlahan-lahan nama Yesus, atau doa Bapa
Kami perlahan-lahan.
63. Bahkan bila dalam keadaan itu engkau ditarik masuk ke dalam keheningan yang lebih besar, biarkan dirimu ditarik oleh-Nya.
64. Dalam keheningan dan kegelapan itu Allah akan mencurahkan hikmat dan
cinta-Nya ke dalam hatimu dengan suatu cara yang melampaui segala
pengertian kita. Seperti yang dikatakan Santa Teresa Avila, dalam doa
yang penting bukanlah banyak berpikir-pikir tentang Allah, melainkan
banyak mencintai Dia. Tujuan doa ialah mengobarkan api kasih ilahi di
dalam hati kita. Engkau hanya akan tahu, bahwa hatimu mulai
berkobar-kobar karena cinta kepada-Nya, tetapi tanpa mengerti
bagaimananya. Tanpa kaumengerti pula, engkau akan menerima pengertian
yang lebih mendalam tentang Allah, engkau akan mulai mengenal Allah
secara baru, melampaui segala kategori pikir. lnilah yang disebut
pengenalan karena konnaturahtas, karena keserasian kodrat, pengenalan
karena kasih, yang nilainya jauh lebih tinggi daripada segala pengenalan
kodrati yang dapat dicapai oleh kekuatan akal budi kita.
65. Walaupun kontemplasi ilahi itu adalah suatu cara doa yang lebih
tinggi dan lebih luhur, namun janganlah engkau memaksa masuk sebelum
ditarik oleh Allah sendiri. Kalau tidak, engkau hanya akan membuang
waktu saja dan merugikan dirimu, sebab kalau demikian itu bukan
kontemplasi, melainkan lamunan kosong.
66. Kekeringan atau malam gelap itu berbeda-beda intensitas dan lamanya
bagi tiap-tiap orang. Ada yang dibawa masuk secara mendalam dan lama,
ada yang sebentar ditenggelamkan dan sebentar ditarik keluar lagi. Ada
yang keringnya lama dan hebat, ada yang hanya sebentar dan tidak terlalu
hebat, sesuai dengan rencana Allah dan panggilan serta jawaban
masing-masing.
67. Bagi yang melakukan Doa Yesus, perkembangannya dapat menuju dua arah:
1. Nama Yesus semakin menggema dalam hati dan akhirnya menyatu dengan
detak jantung, sehingga nama itu terus menggema seturut irama detak
jantung dan orang tidak lagi mengucapkannya, melainkan hanya
mendengarkannya saja. Dengan demikian, apapun yang dilakukan, nama Yesus
terus menggema dalam hatinya.
2. Bagi yang lain suatu ketika malahan tidak mampu lagi mengucapkan nama
Yesus itu secara ritmis, karena ditan'k ke dalam keheningan. Waktu itu
ada kecenderungan untuk diam di hadapan Allah, hanya memandang Dia saja,
seperti dalam kontemplasi. Bila engkau dapat tinggal diam di hadirat
Allah sepeni itu dengan kesadaran samar-samar akan kehadiran-Nya,
tinggallah tenang secara demikian. Bila tarikan kepada keheningan itu
berhenti, ucapkanlah lagi nama Yesus perlahanlahan. Namun di luar waktu
doa itu biasanya nama Yesus akan mudah menggema dalam hati.
68. Walaupun dalam kenyataannya hanya sedikit yang dipanggil kepada
kontemplasi ilahi ini, namun baiklah hal itu diketahui, sehingga bila
ada yang dipanggil, dia akan tahu dan tidak menghalangi karya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !