9.1. Mati dan bangkit bersama Kristus
69. “Kamu telah mati dan dikuburkan bersama dengan Kristus”, kata Santo
Paulus. Karena itu dengan masuk Komunitas engkau harus berusaha
mematikan manusia lamamu dengan segala hawa nafsunya yang membawa
kebinasaan, supaya engkau dapat bangkit kembali bersama Kristus.
Petunjuk-petunjuk berikut dimaksudkan untuk membantu dalam proses
kematian dan kebangkitan tersebut.
9.2. Semangat kelepasan
70. Janganlah hatimu terikat oleh harta kekayaan .dakaesenan an duniawi
ini, karena semuanya itu tidak dapat memberikan kebahagiaan sejati
kepadamu. Kebahagiaanmu yng sejati hanya ada dalam Tuhan. Selama hidup
di dunia ini kita memang memerlukan barang-barang dunia ini, namun
janganlah hatimu sampai terikat padanya, sebab seperti dikatakan Santo
Paulus, “akar segajgieja. hatan ialah cinta uang Hendaknya TuHan tetap
menjadi yang nomor satu di dalam hidupmu, maka engkau akan dapat
mempergunakan barang-barang dunia ini dengan baik dan memuaskan.
Khususnya jangan sampai jatuh ke da-lam keserakahan dan ketamakan yang
oleh Santo Paulus disamakan dengan penyembah…ala: “Karena itu matikanlah
dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan,
hawa nafsu, nafs‘u jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan
penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah. ” (K01.
3:5-6) Dan lagi Santo Paulus juga menegaskan: “Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagaibagai
duka. ” ( I Tim. 6:10)
71. Ingatlah pula akan perumpamaan si kaya dan Lazarus yang miskin (bdk.
Luk. 16:19-25). Kesalahan si kaya bukanlah karena ia memiliki kekayaan,
melainkan karena ia tenggelam dalam kekayaan itu dan memakainya secara
egois, sehingga tidak peduli akan orang lain. Engkau tidak dipanggil
untuk meninggalkan segala kekayaanmu, melainkan supaya engkau jangan
sampai terikat olehnya serta memakainya untuk membantu orang lain juga.
9.3. Puasa dan pantang
72.a. Melalui puasa dan pantang engkau akan dapat mengekang dirimu serta
hawa nafsumu. Karena itu ikutilah peraturan puasa dan pantang yang ada.
Kalau engkau merasa terdorong untuk berpuasa lebih banyak, lakukanlah
dengan bijaksana dan seimbang, karena puasa hanyalah sarana, bukan
tujuan.
b. Engkau juga dapat mengikuti cara puasa yang dipakai di Medjugoxje,
yaitu pada hari Rabu dan Jumat berpantang hanya makan roti tawar dan
afsaja. Tentu saja hal itu harus disesuaikan dengan situasi di
Indonesia, misalnya pada hari itu hanya makan nasi dengan kuah sayur
saja.
9.4. Penyangkalan diri
73. Bersama dengan puasa dan pantang hendaklah engkau belajar menyangkal
dirimu. Menyangkal diri berarti berkata "tidak" terhad
keinginan-keinginan mu sendiri yang "egois" Belajarlah melawan keinginan
dagingmu demi cinta kepada Alllah. Penyangkalan diri semacam ini besar
nilainya. Walaupun demikian pantang dan puasa tetap amat penting,
khususnya dalam masyarakat yang menuju kepada konsumerisme.
9.5. Memikul salib
74. Segala beban dan salib, yaitiLsegala sesuatu yang kaualami sebagai
tidak enak, entah itu datangnya dari diri sendiri, situasi, ataupun dari
orang lain, terimalah itu dengan iman dan rasa syukur sebagai suatu
kesempatan indah untuk memersembahkan sesuatu yang berharga kepada
Tuhan. Persatukan semuanya itu dengan kurban Kristus di salib. Kalau
begitu, beban itu akan menjadi ringan dan salibpun memberikan
kebahagiaan. Pada saatnya Tuhan akan mengubah semuanya itu menjadi
kebaikan bagimu, seperti kata Santo Paulus: “Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia.” (Rm. 8:28)
Engkau tidakm pernah mengertinya sebelum engkau berani mencobanya.
75. Jangan suka mengeluh. Kalau terus mengeluh saja, engkau tak akan
pernah mengalami damai yang dijanjikan Tuhan, damai yang melampaui
segala pengertian. Dengan terus mengeluh, persoalanmu tidak akan
selesai, tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan dan Dia akan memberikan
jalan keluar yang tidak kauduga-duga. Bila engkau terus-menerus mengeluh
dan tidak puas dengan ini itu, hidupmu akan sia-sia saja.
9.6. Mengekang lidah
76. Dengan lidah kita memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan lidah kita
dapat membangun, menghibur dan menguatkan orang lain. Tetapi dengan
lidah yang sama kita juga dapat merugikan, melukai, bahkan membunuh
orang lain. Karena itu jagalah benar-benar lidahmu, “sebab dari setiap
kata sia-sia yang diucapkan orang, ia harus mempertanggungiawabkannya.”
(Mat. 12:36) Kata sia-sia adalah kata yang tidak berguna bagi seorangpun
juga, bagi diri sendiri tidak, bagi orang lain juga tidak.
77. Kalau mau hidup sungguh-sungguh bagi Allah, engkau harus belajar
mengekang lidah. Tak mungkin engkau dapat berkenan kepada Allah bila
tidak belajar menguasai lidahmu: “Jikalau ada seorang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri,
maka sia-sialah ibadahnya.” (Y ak. 1:26) Selanjutnya bacalah nasihat
Santo Yakobus tentang penggunaan lidah (Yak. 3:2-10).
78. Pakailah lidahmu untuk memuji Tuhan, untuk bersaksi tentang Tuhan,
untuk menghibur orang. Khususnya jangan memfitnah, jangan menjelekkan
orang, bahkan membicarakan kesalahan orang lainpun jangan. Kebiasaan
bergosip adalah penyakit menular yang berbahaya, yang merusakkan
jaringan cintakasih Allah. Itu semua melawan cintakasih dan bukan hanya
merugikan orang lain, tetapi terlebih merugikan engkau sendiri. Bila
orang yang kaufltnah itu beriman, ia justeru akan tumbuh dalam iman dan
kasih, sedangkan engkau sendiri justeru menuju ke jurang kehancuran.
Ingatlah apa yang dikatakan Tuhan sendin': “Jangan kamu menghakimi,
supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai
untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat. 7: 1-2)
79. Jangan suka mengritik kanan kiri di belakang orangnya. Dengan
kritikan-kritikanmu engkau hanya menyebarkan racun saja.
Kritikan-kritikan seperti itu bersifat destruktif, serta menimbulkan
kerusakan dalam keluarga, dalam komunitas dan dalam hubungan dengan
sesamamu. Dengan sikapmu yang terus-menerus mengkritik saja, engkau itu
seperti orang yang melihat selumbar dalam mata orang lain, tetapi balok
dalam matamu sendiri tidak kaulihat. Dan dengan sikapmu demikian itu
engkau hanya menyebarkan racun saja dan mendatangkan malapetaka untuk
dirimu sendiri.
80. Sebaliknya kalau engkau memiliki cinta Allah dan cinta kepada
Komunitas yang sejati, engkau akan menyampaikan pandanganmu dan
kritikanmu yang membangun kepada yang bertanggungjawab dengan rendah
hati sebagai suatu usul. Pelayan atau yang diberi tanggung jawab akan
mempertimbangkannya dengan hati terbuka dan bila usulmu dapat diterima,
akan dilaksanakan. Tetapi bila usulmu ternyata tidak dapat diterima,
hendaknya engkau berbesar hati dan dengan rendah hati mengakui, bahwa
mungkin orang lain punya pandangan yang lebih baik, atau alasan-alasan
yang mungkin tidak kauketahui, me… ngapa ia bersikap demikian.
81. Perlakukan orang lain dengan murah hati, dengan belas kasihan,
dengan kasih dan kebaikan, maka engkau sendiri akan mengalami kemurahan,
belas kasih, kasih dan kebaikan Tuhan sendiri, sebab “engkau akan
diukur dengan ukuran yang kaupakai mengukur orang lain” (Mat. 7:2). Maka
pakailah ukuran belas kasihan, kemurahan, cintakasih, kebaikan hati dan
engkau sendiri akan mengalami belas kasihan, kemurahan, cintakasih dan
kebaikan hati. Sudah di dunia ini engkau akan mengalami betapa manisnya
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !