Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Sabtu, 13 Juli 2019

9. Menanggalkan Manusia Lama

9.1. Mati dan bangkit bersama Kristus

69. “Kamu telah mati dan dikuburkan bersama dengan Kristus”, kata Santo Paulus. Karena itu dengan masuk Komunitas engkau harus berusaha mematikan manusia lamamu dengan segala hawa nafsunya yang membawa kebinasaan, supaya engkau dapat bangkit kembali bersama Kristus. Petunjuk-petunjuk berikut dimaksudkan untuk membantu dalam proses kematian dan kebangkitan tersebut.

9.2. Semangat kelepasan

70. Janganlah hatimu terikat oleh harta kekayaan .dakaesenan an duniawi ini, karena semuanya itu tidak dapat memberikan kebahagiaan sejati kepadamu. Kebahagiaanmu yng sejati hanya ada dalam Tuhan. Selama hidup di dunia ini kita memang memerlukan barang-barang dunia ini, namun janganlah hatimu sampai terikat padanya, sebab seperti dikatakan Santo Paulus, “akar segajgieja. hatan ialah cinta uang Hendaknya TuHan tetap menjadi yang nomor satu di dalam hidupmu, maka engkau akan dapat mempergunakan barang-barang dunia ini dengan baik dan memuaskan. Khususnya jangan sampai jatuh ke da-lam keserakahan dan ketamakan yang oleh Santo Paulus disamakan dengan penyembah…ala: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafs‘u jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah. ” (K01. 3:5-6) Dan lagi Santo Paulus juga menegaskan: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagaibagai duka. ” ( I Tim. 6:10)

71. Ingatlah pula akan perumpamaan si kaya dan Lazarus yang miskin (bdk. Luk. 16:19-25). Kesalahan si kaya bukanlah karena ia memiliki kekayaan, melainkan karena ia tenggelam dalam kekayaan itu dan memakainya secara egois, sehingga tidak peduli akan orang lain. Engkau tidak dipanggil untuk meninggalkan segala kekayaanmu, melainkan supaya engkau jangan sampai terikat olehnya serta memakainya untuk membantu orang lain juga.

9.3. Puasa dan pantang

72.a. Melalui puasa dan pantang engkau akan dapat mengekang dirimu serta hawa nafsumu. Karena itu ikutilah peraturan puasa dan pantang yang ada. Kalau engkau merasa terdorong untuk berpuasa lebih banyak, lakukanlah dengan bijaksana dan seimbang, karena puasa hanyalah sarana, bukan tujuan.

b. Engkau juga dapat mengikuti cara puasa yang dipakai di Medjugoxje, yaitu pada hari Rabu dan Jumat berpantang hanya makan roti tawar dan afsaja. Tentu saja hal itu harus disesuaikan dengan situasi di Indonesia, misalnya pada hari itu hanya makan nasi dengan kuah sayur saja.

9.4. Penyangkalan diri

73. Bersama dengan puasa dan pantang hendaklah engkau belajar menyangkal dirimu. Menyangkal diri berarti berkata "tidak" terhad keinginan-keinginan mu sendiri yang "egois" Belajarlah melawan keinginan dagingmu demi cinta kepada Alllah. Penyangkalan diri semacam ini besar nilainya. Walaupun demikian pantang dan puasa tetap amat penting, khususnya dalam masyarakat yang menuju kepada konsumerisme.

9.5. Memikul salib

74. Segala beban dan salib, yaitiLsegala sesuatu yang kaualami sebagai tidak enak, entah itu datangnya dari diri sendiri, situasi, ataupun dari orang lain, terimalah itu dengan iman dan rasa syukur sebagai suatu kesempatan indah untuk memersembahkan sesuatu yang berharga kepada Tuhan. Persatukan semuanya itu dengan kurban Kristus di salib. Kalau begitu, beban itu akan menjadi ringan dan salibpun memberikan kebahagiaan. Pada saatnya Tuhan akan mengubah semuanya itu menjadi kebaikan bagimu, seperti kata Santo Paulus: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia.” (Rm. 8:28) Engkau tidakm pernah mengertinya sebelum engkau berani mencobanya.

75. Jangan suka mengeluh. Kalau terus mengeluh saja, engkau tak akan pernah mengalami damai yang dijanjikan Tuhan, damai yang melampaui segala pengertian. Dengan terus mengeluh, persoalanmu tidak akan selesai, tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan dan Dia akan memberikan jalan keluar yang tidak kauduga-duga. Bila engkau terus-menerus mengeluh dan tidak puas dengan ini itu, hidupmu akan sia-sia saja.

9.6. Mengekang lidah

76. Dengan lidah kita memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan lidah kita dapat membangun, menghibur dan menguatkan orang lain. Tetapi dengan lidah yang sama kita juga dapat merugikan, melukai, bahkan membunuh orang lain. Karena itu jagalah benar-benar lidahmu, “sebab dari setiap kata sia-sia yang diucapkan orang, ia harus mempertanggungiawabkannya.” (Mat. 12:36) Kata sia-sia adalah kata yang tidak berguna bagi seorangpun juga, bagi diri sendiri tidak, bagi orang lain juga tidak.

77. Kalau mau hidup sungguh-sungguh bagi Allah, engkau harus belajar mengekang lidah. Tak mungkin engkau dapat berkenan kepada Allah bila tidak belajar menguasai lidahmu: “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Y ak. 1:26) Selanjutnya bacalah nasihat Santo Yakobus tentang penggunaan lidah (Yak. 3:2-10).

78. Pakailah lidahmu untuk memuji Tuhan, untuk bersaksi tentang Tuhan, untuk menghibur orang. Khususnya jangan memfitnah, jangan menjelekkan orang, bahkan membicarakan kesalahan orang lainpun jangan. Kebiasaan bergosip adalah penyakit menular yang berbahaya, yang merusakkan jaringan cintakasih Allah. Itu semua melawan cintakasih dan bukan hanya merugikan orang lain, tetapi terlebih merugikan engkau sendiri. Bila orang yang kaufltnah itu beriman, ia justeru akan tumbuh dalam iman dan kasih, sedangkan engkau sendiri justeru menuju ke jurang kehancuran. Ingatlah apa yang dikatakan Tuhan sendin': “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat. 7: 1-2)

79. Jangan suka mengritik kanan kiri di belakang orangnya. Dengan kritikan-kritikanmu engkau hanya menyebarkan racun saja. Kritikan-kritikan seperti itu bersifat destruktif, serta menimbulkan kerusakan dalam keluarga, dalam komunitas dan dalam hubungan dengan sesamamu. Dengan sikapmu yang terus-menerus mengkritik saja, engkau itu seperti orang yang melihat selumbar dalam mata orang lain, tetapi balok dalam matamu sendiri tidak kaulihat. Dan dengan sikapmu demikian itu engkau hanya menyebarkan racun saja dan mendatangkan malapetaka untuk dirimu sendiri.

80. Sebaliknya kalau engkau memiliki cinta Allah dan cinta kepada Komunitas yang sejati, engkau akan menyampaikan pandanganmu dan kritikanmu yang membangun kepada yang bertanggungjawab dengan rendah hati sebagai suatu usul. Pelayan atau yang diberi tanggung jawab akan mempertimbangkannya dengan hati terbuka dan bila usulmu dapat diterima, akan dilaksanakan. Tetapi bila usulmu ternyata tidak dapat diterima, hendaknya engkau berbesar hati dan dengan rendah hati mengakui, bahwa mungkin orang lain punya pandangan yang lebih baik, atau alasan-alasan yang mungkin tidak kauketahui, me… ngapa ia bersikap demikian.

81. Perlakukan orang lain dengan murah hati, dengan belas kasihan, dengan kasih dan kebaikan, maka engkau sendiri akan mengalami kemurahan, belas kasih, kasih dan kebaikan Tuhan sendiri, sebab “engkau akan diukur dengan ukuran yang kaupakai mengukur orang lain” (Mat. 7:2). Maka pakailah ukuran belas kasihan, kemurahan, cintakasih, kebaikan hati dan engkau sendiri akan mengalami belas kasihan, kemurahan, cintakasih dan kebaikan hati. Sudah di dunia ini engkau akan mengalami betapa manisnya Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !