21. Suatu misteri besar yang diwahyukan Allah kepada kita ialah realitas
kehadiran-Nya dalam jiwa kita. Allah hadir pada Ima penama-tama sebagai
Pencipta. Sebagai Pencapu la hadir pada setiap makhluk ciptaanNya serta
menopang ada mereka. Seandainya Ia melupakan mereka itu satu detik
saja, maka semuanya akan kembali kepada ketiadaan. Dalam arti itulah
Allah hadir pada setiap makhluk: dalam bunga, pohon, gunung, unsur-unsur
alam, binatang, pada manusia juga. Bila kemudian imanmu telah
berkembang, engkau akan menyadari dan mengalaminya. Dengan iman yang
berkembang engkau seolaholah akan "melihat Allah" hadir di mana-mana.
22. Allah hadir di mana-mana, di setiap tempat, di setiap waktu, tak ada
satu tempatpun yang tidak terjangkau oleh kehadiran Allah. Ke manapun
engkau pergi atau di manapun engkau berada, Allah selalu hadir. Seperti
kata pemazmur:
"Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui kalau Aku
duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu ?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,
di situpun Engkau.
Jika aku terbang dengan sayapfajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang
Aku. " (Mzm. 139:1-2. 7-10)
23. Walaupun demikian, secara istimewa Allah hadir dalam hati kita
karena rahmat-Nya. Kita adalah kenisah Allah, Bait Roh Kudus, tempat
kediaman Allah (lKor. 3: l6;6: 19). Di situ Ia hadir sebagai Sahabat,
sebagai Bapa kita yang mengasihi kita. Ia tinggal pada lubuk terdalam
jiwa kita dan mencurahkan kasihNya kepada kita: “J ika seorang mengasihi
Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi Dia dan kami
akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dia.” (Y oh. 14:23) Ia
hadir di situ dan menantikan engkau. Inilah misteri besar iman kita yang
mendasari hidup kita di hadirat Allah yang begitu dihargai dan
dijunjung tinggi dalam tradisi Karmel, hingga hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !