Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Jumat, 05 Juli 2019

I. Misteri kehadiran Allah


21. Suatu misteri besar yang diwahyukan Allah kepada kita ialah realitas kehadiran-Nya dalam jiwa kita. Allah hadir pada Ima penama-tama sebagai Pencipta. Sebagai Pencapu la hadir pada setiap makhluk ciptaanNya serta menopang ada mereka. Seandainya Ia melupakan mereka itu satu detik saja, maka semuanya akan kembali kepada ketiadaan. Dalam arti itulah Allah hadir pada setiap makhluk: dalam bunga, pohon, gunung, unsur-unsur alam, binatang, pada manusia juga. Bila kemudian imanmu telah berkembang, engkau akan menyadari dan mengalaminya. Dengan iman yang berkembang engkau seolaholah akan "melihat Allah" hadir di mana-mana.

22. Allah hadir di mana-mana, di setiap tempat, di setiap waktu, tak ada satu tempatpun yang tidak terjangkau oleh kehadiran Allah. Ke manapun engkau pergi atau di manapun engkau berada, Allah selalu hadir. Seperti kata pemazmur:

"Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui kalau Aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu ?

Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,
di situpun Engkau.

Jika aku terbang dengan sayapfajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang Aku. " (Mzm. 139:1-2. 7-10)

23. Walaupun demikian, secara istimewa Allah hadir dalam hati kita karena rahmat-Nya. Kita adalah kenisah Allah, Bait Roh Kudus, tempat kediaman Allah (lKor. 3: l6;6: 19). Di situ Ia hadir sebagai Sahabat, sebagai Bapa kita yang mengasihi kita. Ia tinggal pada lubuk terdalam jiwa kita dan mencurahkan kasihNya kepada kita: “J ika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi Dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dia.” (Y oh. 14:23) Ia hadir di situ dan menantikan engkau. Inilah misteri besar iman kita yang mendasari hidup kita di hadirat Allah yang begitu dihargai dan dijunjung tinggi dalam tradisi Karmel, hingga hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !