24. Hidnp di hadirat Allah ni, bila disertai dengan penyang kalan diri
dan kelepasan,merupakan jalan utama kehidupan kita menuju persatuan
dengan Allah. Tentu saja hidup di hadirat Allah ini mengandaikan iman,
harapan dan kasih. Karena itu hidup di hadirat Allah sungguhsungguh
adalah jalan pendek menuju persatuan dengan Allah.
25. Hidup di hadirat Allah berarti menoargai AllangL di atas segala
sesuatu dan hidup bagi Dia dan bagi rencana kehendak-Nya. Kareni itu
tinggalkan segala keinginan dan ingatan yang tidak berkenan kepada
Allah. Hanya Tuhan saja yang pantas diingat-ingat. Hanya Tuhan saja yang
pantas dicintai demi diri-Nya sendiri. Di surga tugas km ialah hidup di
hadirat Allah serta memuji dan memuliakan Allah siang malam. Dengan
hidup di hadirat Allah di dunia ini, kita sudah mengantisipasi kehidupan
Surgawi kita kelak.
26. Hidup di hadirat Allah adalah jalan menuju persatuan dengan Allah,
tetapi sekaligus sudah merupakan realisasi awal dan' persatuan itu.
Semakin intensif kita hidup di hadirat Allah, semakin dalam persatuan
kita dengan Allah. Beberapa saudara dan saudari kita menjadi besar di
hadapan Allah, karena mereka dengan sungguh-sungguh hidup di hadirat
Allah ini, seperti umpamanya Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus,
Elisabeth dari Trinitas dan Laurentius dari Kebangkitan.
27. Banyak kesempatan sepanjang hari di mana kita dapat hidup dalam
hadirat Allah: waktu mengerjakan pekerjaan han'an: memasak, menjahit,
bersih-bersih rumah, atau pekerjaan tangan lainnya yang tidak menuntut
perhatian penuh. Waktu dalam kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum. Sambil mengerjakan semua itu, kita dapat ingat akan
Allah sambil mengulangi-ulangi nama Yesus, misalnya. Hendaklah engkau
memperhatikan Allah dan Allah akan memperhatikan segala kebutuhanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !