28. Bila engkau sungguh-sungguh hidup di hadirat Allah dan hanya
berusaha berkenan kepada Dia saja, janganlah takut, bahwa engkau akan
melalaikan tugas atau tanggungjawab yang diberikan kepadamu. Tidak.
Tuhan sendiri akan mengingatkan engkau apa yang harus kaulakukan.
Bukankah untuk setiap pikiran dan perbuatan baik, kita memerlukan rahmat
aktual? Dari dirimu sendiri engkau bahkan tidak mampu menimbulkan satu
saja pikiran yang baik, apalagi melakukan pekeijaan baik. “Karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan (artinya, kemampuan
untuk menginginkan sesuatu yang baik), maupun pekerjaan (karya kasih)
menurut kerelaan-Nya.” (Flp. 2:13) Dan rahmat ini bukan lain daripada
karunia Roh Kudus sendiri. Karena itu, bila engkau sungguh-sungguh hidup
di hadirat Allah tanpa mengingat dan memikirkan apa-apa kecuali Allah
saja, setiap saat Roh Kudus akan mengilhami dan mendorongmu untuk
mengingatkan engkau akan apa yang harus kaulakukan, apa yang harus
kaukatakan. Seperti janji Tuhan Yesus sendiri: “Apabila mereka
menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang
harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada
saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh
Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” (Mat. 10:19-20, bdk.
Mrk. 13:11; Luk. 12:12) Tetapi Roh tidak hanya mengilhami kita pada
saat-saat yang sulit, melainkan setiap saat. Bukankah seperti yang
dikatakan Santo Paulus: “Anak Allah ialah mereka yang dipimpin Roh
Allah.” (Rm. 8:14) Teijemahan yang lebih tepat sebenarnya ialah: “yang
digerakkan oleh Roh Allah”. Dan bukankah Tuhan Yesus”sendiri juga dengan
tegas bersabda: “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus
oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.” (Y oh. 14:26)
29. Hiduplah ada saat ini, sekarang ini, di hadapan Allah. Janganlah
kaupikirkan masa lampau atau masa depan. Yang lampau sudah tidak ada
lagi, yang akan datang masih belum pasti, belum ada, jadi tidak nyata,
tetapi yang ada, yang nyata, adalah saat ini. Tinggalkanlah semuanya
itu, baik kenangan masa lampau yang manis maupun yang pahit. Demikianpun
segala rencanamu untuk masa depan, serahkanlah semuanya itu ke dalam
tangan Tuhan. Kalaupun harus berpikir tentang masa depan, lakukanlah itu
tanpa ketakutan atau kekuatiran, karena sadar, bahwa bahkan rambut
kepalapun dihitung oleh Allah (bdk. Luk. l2:7).' Hiduplah pada saat ini
di hadagan Tuhan, tanpa penyesalan dan tanpa rencana, seperti seorang
anak kecil, hanya untuk menyenangkan Tuhan. Bila engkau berbuat
demikian, Tuhan sendiri akan menigngatkan engkau akan apa yang harus
kauperbuat dan Dia akan membimbing hidupmu selanjutnya.
30. Janganlah kaupikirkan dan kauingat masa lampu mu,kecuali untuk
mengenangkan kasih AIlah yang telah kauterima dan untuk bersyukur
kepadaNya. Juga untuk penyembuhan batinmu bila masih ada luka-luka batin
yang belum sembuh, tetapi hal itu hanya sejauh diperlukan untuk
penyembuhan saja. Sesudah itu segeralah kembali hidup pada saat ini di
hadapan Allah, penuh iman dan cintakasih, hidup hanya bagi Tuhan saja.
31. Janganlah pula berkhayal tentang masa depan, karena masa depan ada
dalam tangan Tuhan dan saat ini engkau tidak tahu apa yang akan teijadi
nanti. Karena itu serahkanlah semuanya ke dalam tangan Tuhan. Kalau
Tuhan mengilhami engkau untuk memikirkan masa depan, lakukanlah itu
dalam rangka rencana keselamatan Allah untuk umat-Nya. Namun janganlah
berlarut-larut di dalamnya, melainkan serahkan semuanya ke dalam tangan
Tuhan dengan damai dan segeralah hidup kembali dalam hadirat Allah.
Kalau itu hanya pikiranmu saja, pasti tidak akan terlaksana, tetapi
kalau itu berasal dari Tuhan, pada waktunya Tuhan akan mengingatkan
engkau akan hal itu dan akan merealisimya. Karena itu hiduplah pada saat
ini saja di hadapan hadirat Allah tanpa ke-cemasan dan kekuatiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !