Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Minggu, 07 Juli 2019

3. Roh Kudus akan mengajar kamu

28. Bila engkau sungguh-sungguh hidup di hadirat Allah dan hanya berusaha berkenan kepada Dia saja, janganlah takut, bahwa engkau akan melalaikan tugas atau tanggungjawab yang diberikan kepadamu. Tidak. Tuhan sendiri akan mengingatkan engkau apa yang harus kaulakukan. Bukankah untuk setiap pikiran dan perbuatan baik, kita memerlukan rahmat aktual? Dari dirimu sendiri engkau bahkan tidak mampu menimbulkan satu saja pikiran yang baik, apalagi melakukan pekeijaan baik. “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan (artinya, kemampuan untuk menginginkan sesuatu yang baik), maupun pekerjaan (karya kasih) menurut kerelaan-Nya.” (Flp. 2:13) Dan rahmat ini bukan lain daripada karunia Roh Kudus sendiri. Karena itu, bila engkau sungguh-sungguh hidup di hadirat Allah tanpa mengingat dan memikirkan apa-apa kecuali Allah saja, setiap saat Roh Kudus akan mengilhami dan mendorongmu untuk mengingatkan engkau akan apa yang harus kaulakukan, apa yang harus kaukatakan. Seperti janji Tuhan Yesus sendiri: “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” (Mat. 10:19-20, bdk. Mrk. 13:11; Luk. 12:12) Tetapi Roh tidak hanya mengilhami kita pada saat-saat yang sulit, melainkan setiap saat. Bukankah seperti yang dikatakan Santo Paulus: “Anak Allah ialah mereka yang dipimpin Roh Allah.” (Rm. 8:14) Teijemahan yang lebih tepat sebenarnya ialah: “yang digerakkan oleh Roh Allah”. Dan bukankah Tuhan Yesus”sendiri juga dengan tegas bersabda: “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Y oh. 14:26)

29. Hiduplah ada saat ini, sekarang ini, di hadapan Allah. Janganlah kaupikirkan masa lampau atau masa depan. Yang lampau sudah tidak ada lagi, yang akan datang masih belum pasti, belum ada, jadi tidak nyata, tetapi yang ada, yang nyata, adalah saat ini. Tinggalkanlah semuanya itu, baik kenangan masa lampau yang manis maupun yang pahit. Demikianpun segala rencanamu untuk masa depan, serahkanlah semuanya itu ke dalam tangan Tuhan. Kalaupun harus berpikir tentang masa depan, lakukanlah itu tanpa ketakutan atau kekuatiran, karena sadar, bahwa bahkan rambut kepalapun dihitung oleh Allah (bdk. Luk. l2:7).' Hiduplah pada saat ini di hadagan Tuhan, tanpa penyesalan dan tanpa rencana, seperti seorang anak kecil, hanya untuk menyenangkan Tuhan. Bila engkau berbuat demikian, Tuhan sendiri akan menigngatkan engkau akan apa yang harus kauperbuat dan Dia akan membimbing hidupmu selanjutnya.

30. Janganlah kaupikirkan dan kauingat masa lampu mu,kecuali untuk mengenangkan kasih AIlah yang telah kauterima dan untuk bersyukur kepadaNya. Juga untuk penyembuhan batinmu bila masih ada luka-luka batin yang belum sembuh, tetapi hal itu hanya sejauh diperlukan untuk penyembuhan saja. Sesudah itu segeralah kembali hidup pada saat ini di hadapan Allah, penuh iman dan cintakasih, hidup hanya bagi Tuhan saja.

31. Janganlah pula berkhayal tentang masa depan, karena masa depan ada dalam tangan Tuhan dan saat ini engkau tidak tahu apa yang akan teijadi nanti. Karena itu serahkanlah semuanya ke dalam tangan Tuhan. Kalau Tuhan mengilhami engkau untuk memikirkan masa depan, lakukanlah itu dalam rangka rencana keselamatan Allah untuk umat-Nya. Namun janganlah berlarut-larut di dalamnya, melainkan serahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan dengan damai dan segeralah hidup kembali dalam hadirat Allah. Kalau itu hanya pikiranmu saja, pasti tidak akan terlaksana, tetapi kalau itu berasal dari Tuhan, pada waktunya Tuhan akan mengingatkan engkau akan hal itu dan akan merealisimya. Karena itu hiduplah pada saat ini saja di hadapan hadirat Allah tanpa ke-cemasan dan kekuatiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !