Selamat datang di Blog Gereja Katolik Sampit - Keuskupan Palangkaraya - Kalimantan Tengah

Halaman

Senin, 29 Juli 2019

LEBIH DEKAT DENGAN ROMO PATER VAN LITH

Pater van Lith :
Cikal bakal SMA KATOLIK Van Lith,bermula dari Perjuangan seorang Imam Katolik berkebangsaan Belanda Fransiscus Gregorius Van Lith,yang dalam perjalanannya pada era Pemerintahan Indonesia Kerja mendapat Perhatian yang luar biasa,sihingga layak di Anugerahi Satya Lencana setinggkat "Pahlawan Nasional" berikut ini sekelumit tentang Romo Fransiscus Gregorius Van Lith dan Kaitannya dengan Obyek Wisata Religi "Sendangsono"


Pemberian Satya Lencana setingkat Pahlawan Nasional akan diberikan kpd Romo Fransiscus Gregorius Van Lith (Pater Van Lith) pada tgl. 23 September 2016 di Istana Negara Jakarta oleh Presiden RI, Bapak Jokowi. 
Penerimaan Satya Lencana setingkat Pahlawan Nasional diwakili oleh Bruder Giwal, FIC dan Romo Banar, SJ. Franciscus Georgius Josephus Van Lith atau seringkali disingkat sebagai Frans van Lith (lahir 17 Mei 1863 – meninggal 9 Januari 1926 pada umur 62 tahun) adalah seorang imam Yesuit asal Oirschot, Belanda yang meletakkan dasar karya Katolik di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Ia membaptis orang-orang Jawa pertama di Sendangsono, mendirikan sekolah guru di Muntilan, memperjuangkan status pendidikan orang pribumi dalam masa pendudukan kolonial Belanda.

Namanya dikenal karena mampu menyelaraskan ajaran agama Katolik Roma dengan tradisi Jawa sehingga bisa diterima oleh masyarakat Jawa. Saat ini di Jawa Tengah dan Jawa Timur, agama Katolik merupakan sebuah agama yang memiliki pengaruh di antara orang Jawa dan Tionghoa-Indonesia.

Paus Yohanes Paulus II, saat berpidato di Yogyakarta tanggal 10 Oktober 1989, mengatakan bahwa hari itu ia berada di jantung Pulau Jawa untuk secara khusus mengenang mereka yang telah meletakkan dasar bagi umat-Nya, yaitu Romo Van Lith, SJ dan dua muridnya, Mgr. Soegijapranata dan IJ Kasimo (Orang Jawa Pertama yang menjadi Uskup)

Van Lith tiba untuk pertama kalinya di Semarang tahun 1896 kemudian belajar budaya dan adat Jawa. Selesai pembekalan, ia ditempatkan di Muntilan sejak 1897. Ia menetap di Desa Semampir di pinggir Kali Lamat.

Pada 14 Desember 1904 Van Lith membaptis 171 orang desa dari daerah Kalibawang di Sendangsono, Kulon Progo. Peristiwa ini dipandang sebagai lahirnya Gereja di antara orang Jawa dimana 171 orang menjadi pribumi pertama yang memeluk Katolik. Lokasi pembaptisan ini yang sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono. (JR) 

Sumber dari Situs WKRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anad Sopan,Kami pun Segan . . . !